Sabtu, 08 September 2018

Sejarah Mengenai Rumah Sakit Dari Dulu Hingga Saat Ini

Sejarah Indonesia - Rumah sakit adalah salah satunya sarana umum yang sangat banyak didatangi oleh beberapa orang. Baik di Indonesia ataupun di banyak belahan dunia yang lain. Walau demikian terdapat beberapa perihal yang orang pemula tidak kenali tentang beberapa hal didalam rumah sakit.

Sejarah Mengenai Rumah Sakit Dari Dulu Hingga Saat Ini
Sejarah Mengenai Rumah Sakit Dari Dulu Hingga Saat Ini
Apa anda ingin tahu? Nah kami telah meringkas beberapa kenyataan yang dapat jadi pengetahuan penambahan buat anda, hingga dapat penuhi perasaan ingin tahu anda. Yuk dibaca!

Rumah sakit pertama di Indonesia ialah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Mungkin banyak orang pemula memandang RSCM adalah rumah sakit pertama di Indonesia. Walau sebenarnya RSPAD lah yang disebut rumah sakit pertama di Indonesia. RSPAD pertama-tama dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda menjadi rumah sakit militer pada tahun 1819.

Fakta Menarik Mengenai Rumah Sakit


RSCM bukan rumah sakit pendidikan pertama di Indonesia. 
Sebelum geser ke RSCM, mahasiswa STOVIA dulu mengenyam pendidikan kedokteran di RSPAD yang adalah rumah sakit pertama di Indonesia.

STOVIA bukan sekolah kedokteran pertama di Indonesia. 
Sekolah kedokteran pertama di Indonesia ialah sekolah dokter djawa yang bisa ditempuh saat dua tahun. Kemudian lulusannya akan dikasihkan titel dokter djawa. Walau demikian pada kenyataanya dokter-dokter djawa ini lalu dipekerjakan menjadi mantri cacar.


Dokter Marie Thomas adalah dokter wanita pertama di Indonesia. 
Marie Thomas lulus dari STOVIA pada tahun 1896. Hal seperti ini adalah histori yang terpenting karena sebelumnya STOVIA adalah sekolah dokter spesial pria saja. Sesudah momen ini banyak perempuan-perempuan pribumi yang meniti pendidikan dokter di STOVIA.

Puskesmas adalah inspirasi cemerlang dokter Johannes Leimena. 
Puskesmas baru dibikin di Indonesia pada tahun 1956. Inspirasi ini dimaksud cemerlang karena sejak ada Puskesmas, banyak permasalahan kesehatan yang berada di Indonesia bisa dituntaskan.

Semenjak kenal skema BPJS, Indonesia sudah kenal skema klasifikasi rumah sakit.
Sekarang ini rumah sakit di Indonesia terdiri jadi 5 kelas yaitu kelas A sampai kelas E. Semasing dari mulai kelas E sampai kelas A, mempunyai sarana medis serta service yang berlainan. Kelas A adalah kelas paling tinggi serta kelas E adalah kelas paling rendah.

Rumah sakit yang sangat dijauhi ialah yang terbaik 
Rumah sakit pendidikan yang sangat banyak dijauhi oleh beberapa orang pemula, sebetulnya malah adalah rumah sakit terunggul yang ada di Indonesia sekarang ini. Dari semua rumah sakit type A yang berada di Indonesia, semuanya ialah rumah sakit pendidikan kampus-kampus kedokteran spesifik. Contohnya RS Cipto Mangunkusumo yang disebut rumah sakit pendidikan Kampus Indonesia, RS Dr. Sardjito yang disebut rumah sakit pendidikan punya Kampus Gadjah Mada, sampai RS Syaiful Anwar yang disebut rumah sakit pendidikan punya Kampus Brawijaya.

Do Not Rescucitate 
Ada salah satunya skema yang sangat asing di telinga orang Indonesia. Yaitu skema atau “kebijakan” do not rescucitate (DNR). Pengakuan DNR ini mesti keluar dari mulut pasien jika pasien sadar, atau keluarga pasien, bila pasien tidak sadar semenjak awal masuk rumah sakit. Diluar negeri telah umum pasien inginkan dianya jadi pasien DNR. Berarti saat setiap saat pasien itu kritis, karena itu sesuai dengan kehendaknya, semua personel rumah sakit dilarang bertindak penyelamatan pada dianya.

IGD bukan tempat di mana anda harus dilayani. 
Salah satunya persepsi yang salah akan tetapi berkembang dengan luas di penduduk Indonesia ialah, bila anda masuk ke IGD alias Instalasi Kritis Darurat, karena itu anda selalu harus dilayani oleh dokter. Walau sebenarnya tidak. Alasannya simpel, jumlahnya tenaga medis yang ada sangatlah hanya terbatas, sesaat jumlahnya pasien yang masuk begitu membludak.

Di IGD semua personilnya kenal skema triase, di mana pasien yang sangat kritis akan diakukan terlebih dulu. 
Sesaat pasien tidak kritis biasanya akan diminta pulang, apabila memerlukan obat akan dikasihkan obat. Nah yang perlu anda kenali ialah, jika pasien kritis harus diakukan kurun waktu sangat cepat (rata-rata 10 sampai 15 menit), sesaat pasien tidak kritis harus diakukan kurun waktu yang cukuplah panjang (rata-rata 2 jam). Dalam kata lainnya bila anda alami batuk pilek, anda tidak bisa geram bila baru diakukan 1 jam lalu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949 Latar belakang terjadinya kemerdekaan  Sejarah Indonesia - Sama dengan ...