Minggu, 16 September 2018

Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap

Sejarah Indonesia - Histori kerajaan kutai kartanegara tidak pernah lekang dikonsumsi waktu, sebab kerajaan ini adalah salah satunya yang sangat punya pengaruh di Indonesia. Kerajaan kutai ialah kerajaan bercorak hindu yang disebut kerajaan yang mempunyai bukti histori paling tua di Indonesia. Kerajaan kutai berada di Muara Kaman, Kalimantan Timur, persisnya di pinggir sungai Mahakam. Kerajaan ini di kenali keberadaannya atas di temukannya tujuh buah prastasi dengan bhs sansekerta serta huruf pallawa yang datang dari India. Ke-7 prastasi itu diketahui dengan nama prastasi Yupa.
Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Lengkap
Beberapa Pakar histori memprediksi usia prastasi itu dari perbandingan umur huruf yang sama serta sudah diketemukan di India seputar 400 Masehi. Diluar itu nama Kutai ambil dari nama tempat ditemukannya ke-7 prastasi itu.

Sumber Histori Pertama yakni Prastasi Yupa 

Yupa adalah tiang batu menjadi peringatan yang dibikin oleh beberapa Brahmana untuk mengikat korban hewan atau manusia yang akan jadikan persembahan untuk dewa-dewa. Prasasti yupa adalah sumber histori dari di dirikannya satu kerajaan di Kalimantan.

Isi Prasasti Yupa: 


  • Segi kehidupan politik 
Didapati dari salah satunya Yupa jika raja pertama di Kerajaan Kutai ialah Raja Kudungga. Salah satunya Yupa yang lainnya juga mengatakan mengenai histori waktu pemerintahan Aswawarman di Kerajaan Kutai.

Isi prasasti Yupa mengatakan jika Raja Kudungga digantikan kekuasaannya dengan putranya yakni Raja Aswawarman, lalu digantikan lagi dengan cucunya yakni Raja Mulawarman yang sukses membawa Kutai ke puncak kejayaan.

  • Segi kebudayaan 
Yupa mengatakan jika pada saat pemerintahan Aswawarman di Kerajaan Kutai sempat diselenggarakan upacara Aswamedha, yakni upacara yang dikerjakan saat satu kerajaan ingin memperluas wilayahnya lewat cara lakukan ritual melepas kuda untuk tahu batas wilayahnya.

  • Segi kehidupan sosial 
Menurut isi prasasti Yupa setelah itu, jika penduduk Indonesia banyak yang terima dampak ajaran Hindu semenjak 400 Masehi di kerajaan Kutai. Hal seperti ini berefek positif, menjadi saat itu kerajaan juga telah mulai membangun bangunan yang terstruktur seperti pemerintahan kerajaan-kerajaan di India. Sebab kerajaan-kerajaan di India yang membawa ajaran Hindu ke Indonesia.

  • Segi ekonomi 
Mata penelusuran yang utama di jaman kerajaan Kutai ialah beternak sapi, bercocok tanam serta berdagang. Letak kerajaan Kutai di pinggir sungai mahakan begitu subur untuk pertanian. Bahkan juga sudah diprediksikan sempat berlangsung jalinan dagang dari kerajaan Kutai ke banyak wilayah yang ada diluar. Pada era ke 4 M sudah ada jalan perdagangan internasional dari India (melalui selat makassar), sampai selalu ke Filiphina sampai Cina. Disangka dalam pelayaran itu beberapa pedagang berkunjung di kerajaan Kutai untuk lakukan jual beli barang dagangan dengan sekaligus juga beristirahat untuk pelayaran setelah itu. Perihal seperti berikut yang jadikan kerajaan Kutai ramai, serta rakyat hidupnya makmur.

Raja di Kerajaan Kutai 


1. Maharaja Kudungga

Ialah raja pertama di Kerajaan Kutai. Posisi Kudungga sebelumnya ialah seseorang kepala suku, dengan masuknya dampak Hindu karena itu ia merubah susunan pemerintahannya jadi kerajaan serta jadikan dianya menjadi raja, serta perubahan kekuasaan dengan keturuanan-keturunannya.

Raja Kudungga adalah masyarakat asli Indonesia yang belumlah dipengaruhi dengan ajaran Hindu pada zamannya. Oleh karenanya, Raja Kudungga tidak dipandang seperti pendiri keluarga kerajaan, tetapi anaknya yakni Raja Aswawarman, sebab pada saat pemerintahannya telah masuk dampak agama Hindu dana Raja
Aswawarman jadi pemeluk Hindu sampai keturunan berikut-berikutnya.

2. Maharaja Aswawarman

Raja Aswawarman ialah putra Raja Kudungga. Raja Aswawarman ialah Raja pertama yang berpedoman keyakinan Hindu. Awal mulanya pada saat pemerintahaan Raja Kudungga, kerajaan Kutai berpedoman keyakinan animisme.

Di bawah ini jasa-jasa Maharaja Aswawarman 


  • Tersingkirnya keyakinan animisme 
Animisme datang dari kata Anima yang latinnya bermakna Roh. Keyakinan ini meyakini jika semua benda hidup atau benda mati memiliki roh-roh yang harus di hormati serta di puja. Seperti gunung, laut, pohon, danau, batu besar dan lain-lain. Beberapa benda itu diakui bisa menolong keberlangsungan hidup manusia.

Diluar itu animisme juga meyakini jika roh-roh orang yang sudah wafat, akan beralih roh ke badan hewan yang masih tetap hidup seperti babi, harimau serta hewan buas yang lain. Diakui jika roh orang yang sudah wafat itu akan membalas dendam pada musuhnya saat hidup lewat hewan itu. Selintas keyakinan ini hampir serupa dengan reinkarnasi, ajaran pada agama Hindu serta Buddha.

Akan tetapi ada ketidaksamaan yang dalam, reinkarnasi disimpulkan kelahiran baru. Menjadi ajaran Hindu serta Buddha meyakini jika orang yang sudah wafat akan lahir kembali pada raga yang baru, tidak ke badan hewan seperti pemeluk animisme.

Semenjak Raja Aswawarman naik tahta, keyakinan ini pelan-pelan tersisih serta terganti dengan ajaran yang dibawa oleh beberapa Brahmana yakni agama Hindu.

Asal – saran masuknya agama Hindu ke Indonesia 

Raja Aswawarman ialah Raja pertama yang berpedoman agama Hindu. Saat itu di Kalimantan ada Brahmana yang ingin sebarkan ajaran Hindu ke Indonesia, lantas Brahmana ini di angkat jadi Parohita (penasihat Raja) sekaligus juga pemimpin upacara-upaca kerajaan oleh Raja Kudungga sebab diakui memiliki kesaktiaan.

Akan tetapi waktu itu ajaran Hindu yang dibawa oleh Brahmana cuma bisa di tekuni serta di memahami oleh kelompok kerajaan serta kelompok spesifik, sebab ajaran yang dibawa beberapa Brahmana tinggi sekali.

Sampai selanjutnya ajaran Hindu telah memengaruhi kerajan Kutai pada saat pemerintahan Raja Aswawarman sampai selalu diturunkan sampai ke putranya yakni Raja Mulawarman yang diketahui menjadi penganut Hindu-Syiwa yang patuh.
  • Mendapatkan titel Wangsakerta serta Dewa Ansuman 
Raja Aswawarman adalah pendiri dinasti Kerajaan Kutai, hingga mendapatkan titel Wangsakerta yang berarti menjadi pembentuk keluarga raja. Pemberiaan titel ini dapat dijelaskan pada stupa, diluar itu stupa itu juga menuturkan jika Raja Aswawarman mendapatkan sebutan menjadi Dewa Ansuman (Dewa Matahari).

3. Maharaja Mulawarman

Raja Mulawarman adalah Raja ke-3, sesudah ayahnya di Kerajaan Kutai. Kerajaan kutai sampai puncak kejayaannya semenjak waktu pemerintahan raja yang memiliki nama komplet Mulawarman Nala Dewa serta diketahui menjadi raja yang tersohor pada era ke 4 Masehi.

Di bawah ini jasa-jasa Maharaja Mulawarman : 


  • Makin luasnya lokasi kerajaan Kutai 

Raja Mulawarman sukses sampai puncak kejayaan Kutai sampai terus-terusan memperluas wilayahnya, sampai kuasai Kalimantan sisi Timur. Sebagian besar daerah di Kalimantan sukses juga di taklukan. Dengan makin luasnya lokasi kerjaan Kutai, nama Raja Mulawarman makin tersohor.

  • Kehidupan rakyat makmur serta tentram 

Kehidupan rakyat pada saat pemerintahan Raja Mulawarman begitu makmur, tentram serta terjamin hingga semua rakyat bisa menyelenggarakan kehidupannya lebih baik. Keamanan juga terjamin pada saat itu, hingga semua rakyat bangga dengan Raja Mulawarman.

  • Populer menjadi raja yang dermawan 

Histori mengatakan jika dalam satu hari Raja Mulawarman memberi seputar 20.000 ekor sapi pada beberapa Brahmana didalam tanah yang suci yang diketahui dengan nama Waprakeswara, menjadi bentuk terima kasih serta peringatan acara kurban. Raja Mulawarman populer menjadi raja besar yang mulia.

  • Banyak bangunan suci 

Pada saat pemerintahan Raja Mulawarman banyak di dirikan bangunan suci untuk beribadah, seperti bangunan suci untuk menyembah Dewa Trimurti. Trinurti ialah tiga bentuk kemampuan Brahman dalam membuat, pelihara serta meleburkan alam.

Dewa Trimurti ialah tiga dewa paling tinggi di agama Hindu. Ke-3 nama dewa paling tinggi itu ialah :
  1. Dewa Brahma yang fungsinya menjadi Pencipta. 
  2. Dewa Wisnu yang fungsinya menjadi Pemelihara. 
  3. Dewa Siwa yang fungsinya menjadi Pelebur. 
Tidak hanya ke-3 dewa paling tinggi, agama Hindu juga yakini kehadiran dewa yang lain diantaranya: Dewa Chandra (Dewa Bulan), Dewa Ganesha (Dewa kebijaksanaan), Dewa Indra (Dewa hujan serta perang), Dewa Kuwera (Dewa kekayaan), Dewi Laksmi (Dewi kemakmuran serta kesuburan), Dewa Maruta (Dewa petir), Dewi Saraswati (Dewi pengetahuan), Dewi Sri (Dewi pangan), Dewa Surya (Dewa matahari), Dewa Waruna (Dewa air,laut,samudra), Dewa Bayu (Dewa angin), Dewa Yama (Dewa maut), Dewa akhirat(hakim yang mengadili roh) serta Dewa Kartikeya (Dewa pembunuh iblis) serta ada banyak dewa-dewa yang lain.

Nama-Nama Raja di Kerajaan Kutai

  • Maharaja Kudungga, titel anumerta Dewawarman 
  • Maharaja Aswawarman, titel Wangsakerta serta Dewa Ansuman 
  • Maharaja Mulawarman 
  • Maharaja Marawijaya Warman 
  • Maharaja Gajayana Warman 
  • Maharaja Tungga Warman 
  • Maharaja Jayanaga Warman 
  • Maharaja Nalasinga Warman 
  • Maharaja Nala Parana Tungga 
  • Maharaja Gadingga Warman Dewa 
  • Maharaja Indra Warman Dewa 
  • Maharaja Sangga Warman Dewa 
  • Maharaja Candrawarman 
  • Maharaja Sri Langka Dewa 
  • Maharaja Untuk Parana Dewa 
  • Maharaja Wijaya Warman 
  • Maharaja Sri Aji Dewa 
  • Maharaja Mulia Putera 
  • Maharaj Nala Pandita 
  • Maharaja Indra Paruta Dewa 
  • Maharaja Dharma Setia 

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai selesai waktu waktu pemerintahan Maharaja Dharma Setia (Raja ke-21) meninggal di medan perang menantang Raja Kutai Kartanegara ke-13, yakni Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerjaan Kutai serta Kerajaan Kutai Kartanegara ialah dua kerajaan yang berlainan. Kutai Kartanegara memiliki ibukota di Tanjung Kute, serta dijelaskan juga ke sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara inipun setelah itu jadi kerajaan Islam yakni, Kesultanan Kutai Kartanegara. Sesudah menajadi kerajaan Islam, nama pemimpin yang semulanya Raja menjadi Sultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949 Latar belakang terjadinya kemerdekaan  Sejarah Indonesia - Sama dengan ...