
Beberapa Pakar histori memprediksi usia prastasi itu dari perbandingan umur huruf yang sama serta sudah diketemukan di India seputar 400 Masehi. Diluar itu nama Kutai ambil dari nama tempat ditemukannya ke-7 prastasi itu.
Sumber Histori Pertama yakni Prastasi Yupa
Yupa adalah tiang batu menjadi peringatan yang dibikin oleh beberapa Brahmana untuk mengikat korban hewan atau manusia yang akan jadikan persembahan untuk dewa-dewa. Prasasti yupa adalah sumber histori dari di dirikannya satu kerajaan di Kalimantan.Isi Prasasti Yupa:
- Segi kehidupan politik
Isi prasasti Yupa mengatakan jika Raja Kudungga digantikan kekuasaannya dengan putranya yakni Raja Aswawarman, lalu digantikan lagi dengan cucunya yakni Raja Mulawarman yang sukses membawa Kutai ke puncak kejayaan.
- Segi kebudayaan
- Segi kehidupan sosial
- Segi ekonomi
Raja di Kerajaan Kutai
1. Maharaja Kudungga
Ialah raja pertama di Kerajaan Kutai. Posisi Kudungga sebelumnya ialah seseorang kepala suku, dengan masuknya dampak Hindu karena itu ia merubah susunan pemerintahannya jadi kerajaan serta jadikan dianya menjadi raja, serta perubahan kekuasaan dengan keturuanan-keturunannya.
Raja Kudungga adalah masyarakat asli Indonesia yang belumlah dipengaruhi dengan ajaran Hindu pada zamannya. Oleh karenanya, Raja Kudungga tidak dipandang seperti pendiri keluarga kerajaan, tetapi anaknya yakni Raja Aswawarman, sebab pada saat pemerintahannya telah masuk dampak agama Hindu dana Raja
Aswawarman jadi pemeluk Hindu sampai keturunan berikut-berikutnya.
2. Maharaja Aswawarman
Raja Aswawarman ialah putra Raja Kudungga. Raja Aswawarman ialah Raja pertama yang berpedoman keyakinan Hindu. Awal mulanya pada saat pemerintahaan Raja Kudungga, kerajaan Kutai berpedoman keyakinan animisme.
Di bawah ini jasa-jasa Maharaja Aswawarman
- Tersingkirnya keyakinan animisme
Diluar itu animisme juga meyakini jika roh-roh orang yang sudah wafat, akan beralih roh ke badan hewan yang masih tetap hidup seperti babi, harimau serta hewan buas yang lain. Diakui jika roh orang yang sudah wafat itu akan membalas dendam pada musuhnya saat hidup lewat hewan itu. Selintas keyakinan ini hampir serupa dengan reinkarnasi, ajaran pada agama Hindu serta Buddha.
Akan tetapi ada ketidaksamaan yang dalam, reinkarnasi disimpulkan kelahiran baru. Menjadi ajaran Hindu serta Buddha meyakini jika orang yang sudah wafat akan lahir kembali pada raga yang baru, tidak ke badan hewan seperti pemeluk animisme.
Semenjak Raja Aswawarman naik tahta, keyakinan ini pelan-pelan tersisih serta terganti dengan ajaran yang dibawa oleh beberapa Brahmana yakni agama Hindu.
Asal – saran masuknya agama Hindu ke Indonesia
Raja Aswawarman ialah Raja pertama yang berpedoman agama Hindu. Saat itu di Kalimantan ada Brahmana yang ingin sebarkan ajaran Hindu ke Indonesia, lantas Brahmana ini di angkat jadi Parohita (penasihat Raja) sekaligus juga pemimpin upacara-upaca kerajaan oleh Raja Kudungga sebab diakui memiliki kesaktiaan.Akan tetapi waktu itu ajaran Hindu yang dibawa oleh Brahmana cuma bisa di tekuni serta di memahami oleh kelompok kerajaan serta kelompok spesifik, sebab ajaran yang dibawa beberapa Brahmana tinggi sekali.
Sampai selanjutnya ajaran Hindu telah memengaruhi kerajan Kutai pada saat pemerintahan Raja Aswawarman sampai selalu diturunkan sampai ke putranya yakni Raja Mulawarman yang diketahui menjadi penganut Hindu-Syiwa yang patuh.
- Mendapatkan titel Wangsakerta serta Dewa Ansuman
3. Maharaja Mulawarman
Raja Mulawarman adalah Raja ke-3, sesudah ayahnya di Kerajaan Kutai. Kerajaan kutai sampai puncak kejayaannya semenjak waktu pemerintahan raja yang memiliki nama komplet Mulawarman Nala Dewa serta diketahui menjadi raja yang tersohor pada era ke 4 Masehi.
Di bawah ini jasa-jasa Maharaja Mulawarman :
- Makin luasnya lokasi kerajaan Kutai
Raja Mulawarman sukses sampai puncak kejayaan Kutai sampai terus-terusan memperluas wilayahnya, sampai kuasai Kalimantan sisi Timur. Sebagian besar daerah di Kalimantan sukses juga di taklukan. Dengan makin luasnya lokasi kerjaan Kutai, nama Raja Mulawarman makin tersohor.
- Kehidupan rakyat makmur serta tentram
Kehidupan rakyat pada saat pemerintahan Raja Mulawarman begitu makmur, tentram serta terjamin hingga semua rakyat bisa menyelenggarakan kehidupannya lebih baik. Keamanan juga terjamin pada saat itu, hingga semua rakyat bangga dengan Raja Mulawarman.
- Populer menjadi raja yang dermawan
Histori mengatakan jika dalam satu hari Raja Mulawarman memberi seputar 20.000 ekor sapi pada beberapa Brahmana didalam tanah yang suci yang diketahui dengan nama Waprakeswara, menjadi bentuk terima kasih serta peringatan acara kurban. Raja Mulawarman populer menjadi raja besar yang mulia.
- Banyak bangunan suci
Pada saat pemerintahan Raja Mulawarman banyak di dirikan bangunan suci untuk beribadah, seperti bangunan suci untuk menyembah Dewa Trimurti. Trinurti ialah tiga bentuk kemampuan Brahman dalam membuat, pelihara serta meleburkan alam.
Dewa Trimurti ialah tiga dewa paling tinggi di agama Hindu. Ke-3 nama dewa paling tinggi itu ialah :
- Dewa Brahma yang fungsinya menjadi Pencipta.
- Dewa Wisnu yang fungsinya menjadi Pemelihara.
- Dewa Siwa yang fungsinya menjadi Pelebur.
Nama-Nama Raja di Kerajaan Kutai
- Maharaja Kudungga, titel anumerta Dewawarman
- Maharaja Aswawarman, titel Wangsakerta serta Dewa Ansuman
- Maharaja Mulawarman
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Nala Parana Tungga
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Untuk Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaj Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia
Runtuhnya Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai selesai waktu waktu pemerintahan Maharaja Dharma Setia (Raja ke-21) meninggal di medan perang menantang Raja Kutai Kartanegara ke-13, yakni Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerjaan Kutai serta Kerajaan Kutai Kartanegara ialah dua kerajaan yang berlainan. Kutai Kartanegara memiliki ibukota di Tanjung Kute, serta dijelaskan juga ke sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara inipun setelah itu jadi kerajaan Islam yakni, Kesultanan Kutai Kartanegara. Sesudah menajadi kerajaan Islam, nama pemimpin yang semulanya Raja menjadi Sultan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar