Selasa, 11 September 2018

Sejarah Masjid Agung Semarang Jawa Tengah

Sejarah Indonesia - Masjid Agung Semarang, dari namanya telah didapati jika masjid itu terdapat di kota Semarang , Kota Semarang terdapat di propinsi Jawa Tengah . Masjid Agung Semarang ini dibuat pada tahun 2001 serta tuntas di tahun 2006 yang diresmikan oleh Presiden kita yang ke-6 yakni ayah Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006 , Masjid Agung Jawa Tengah ini adalah masjid propinsi .TVKU bekerja bersama dengan masjid ini untuk membuat suatu channel tv yakni MAJT-TV pada bulan juni 2017. Baca Juga tentang Histori Kerajaan Islam Di Indonesia yang tinggalkan beberapa masjid.

Pada Awalnya Histori Islam di Indonesia alami perjuangan yang begitu Masjid Agung Jawa Tengah yakni yang seringkali dimaksud Masjid Agung Kauman Semarang di mana pembangunan MAJT bermula dari kembalinya harta wakaf punya Masjid Agung Kauman Semarang yang tidak pasti asal muasalnya , raibnya wakaf itu berlangsung karena proses ganti tanah Masjid Besar Kauman Semarang yang seluas 119.127 hektar yang dikelolah BKM ( Tubuh Kesejahteraan Masjid) bentukan BUAD(Tubuh Masalah Agama Depag) Jawa Tengah. Dengan argumen karena tidak produktif , BKM menukar dengan tanah seluas 250 hektar di Demak melalui PT.Sambirejo, serta pada akhirnya beralih tangan ke PT.Tensindo.

Sejarah Masjid Agung Semarang Jawa Tengah
Sejarah Masjid Agung Semarang Jawa Tengah


Histori Masjid Agung Semarang ini dibuat di atas salah satunya petak tanah Masjid Agung Semarang yang sudah kembali, Gubernur Jawa Tengah yakni Mayjend Mardiyanto pada tahun 2006. Menolong Team Pengaturan Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk mengatasi beberapa masalah baik yang fundamental sampai yang susah. Pembangunan itu diikuti dengan pemasangan tiang pancang yang dikerjakan Menteri Agama RI, Prof.Dr.H.Said Agil Husen al-Munawar, KH.Sahal Mahfudz serta Mayjend Mardiyanto sendiri. Pemasangan yang pertama di hadiri oleh tujuh duta besar dari beberapa negara populer , yakni Uni Emirat, Arab Saudi , Qatar, Abu Dhabi , Palestina, Mesir , serta Kuwait. Dengan begitu beberapa tokoh populer dari beberapa negara mensupport dibuatnya Masjid Agung Jawa Tengah itu.

Walau belakangan ini masjid itu diresmikan namun awal mulanya sudah digunakan menjadi tempat beribadah sholat jumat penduduk seputar pada seputar tahun 2014 khatib Drs. H. M. Chabib Thoha, MA . Masjid Agung Jawa Tengah adalah masjid paling tua di kota Semarang, menjadi masjid paling tua di kota Semarang yang disebut ibu kota Jawa Tengah , Masjid ini memiliki histori yang panjang serta erat hubungannya dengan histori berdirinya kota Semarang. Masjid itu memiliki cagar budaya yang perlu dilindungi serta adalah masjid sebagai kebanggaan masyarakat Semarang karena memiliki kekhasan sendiri.

Sama dengan masjid-masjid bersejarah di pulau Jawa, Masjid Agung Semarang ada di pusat kota serta bersisihan dengan gedung-gedung pemerintahan, dan tidak berjarak jauh dari pusat perdagangan, adalah keunikan tata ruangan kota semenjak zaman dulu Didalam perjuangan bangsa indonesia dahulu , Masjid Agung Semarang ini nyatanya hanya satu masjid yang di Indonesia menginformasikan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan terbuka cuma sekian waktu sesudah Ir Soekarno memproklamasikan Indonesia merdeka.

Proklamasi yang dibacakan ke-2 pemimpin bangsa kita di Pegangsaan Timur no 56 Jakarta pas di rumah Laksamana Maeda , serta kemudian salah seseorang jama’ah aktif di Masjid Agung Semarang lewat mimbar Jum’at serta memberikan pengumuman pada jama’ah jika terjadinya proklamasi RI, Seseorang yang menginformasikan itu yakni diketahui dengan Dr.Agus . Karena momen yang mengagetkan itu jepang tidak terima serta menguber Dr Agus sampai beliau wafat dari sana(di Jakarta) . Menjadi penghargaan atas momen itu Ir Soekarno pergi ke Masjid Agung Jawa Tengah untuk berpidato sholat jumat persisnya pada tahun 1952.

Masjid Agung Jawa Tengah dibuat dengan basic style arsitektural kombinasi Jawa, Romawi , serta Islam. Bangunan itu diarsiteki oleh Ir.H.Ahmad Fanani dari PT Atelier Enam Jakarta yang sempat memenangi design arsitektur di Masjid Agung Jawa Tengah tersebut di tahun 2001, style romawi tampak dari 25 pilar dipelataran masjid itu. Pilar-pilar itu berarsitektur seperti style koloseum Athena di Romawi dihiasi dengan kaligrafi-kaligrafis yang begitu indah serta melambangkan 25 Nabi serta Rasul. Digerbang masjid ada tulisan dua kalimat syahadat serta pada bagian data tercatat huruf Arab Melayu “Sucining Guni Gapuraning Gusti” yang berarti tekad serta usaha yang tulus membawa mengarah ridha Allah.

Masjid Agung Jawa Tengah ini, tidak hanya disediakan menjadi tempat beribadah, juga disiapkan menjadi tempat wisata religius. Untuk mendukung arah itu, Masjid Agung ini diperlengkapi dengan wisma penginapan dengan kemampuan 23 kamar beberapa kelas, hingga beberapa peziarah yang ingin menginap dapat manfaatkan sarana. Suatu yang membuat masjid ini mencolok yakni Menal Al Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 mtr..

Sisi bawa serta dari menara ini ada ruangan Studio Radio Dakwah Islam serta pemancar TVKU, sedang di lantai 2 serta 3 dipakai menjadi Museum Kebudayaan islam , serta ada Kafe Muslim dilantai 18 yang bisa berputar-putar 360 derajat . Lantai selanjutnya(19) dipakai untuk menara pandang , diperlengkapi 5 teropong yang dapat dipakai untuk lihat panorama kota Semarang dari ketinggian. Di awalnya ramadhan tahun 1427 H , teropong ini kali pertamanya dipakai untuk lihat Rukyatul Hilal oleh Team Rukya Jawa Tengah yakni mulainya hari berpuasa serta teropong ini adalah teropong mutakhir yang datang dari Boscha.

Arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah ini seringkali dimaksud dengan ide tektonika yakni skema yang serupa dengan tumpang pada bangunan tumpang berpenyangga berpilar lima pada bangunan – bangunan pra Islam di tanah Jawa. Menurut Ir.Totok Roesmanto, diterpakannya skema tektonik dalam pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini bukan memakai soko guru seperti Masjid Agung Demak, yang tunjukkan ketakmampuan pakar bangunan Belanda pada saat mengolah skema konstruksi .

Pemakaian skema tektonik Masjid Agung Jawa Tengah ini ke arah pada susunan yang rigrid , empat sokoguru digantikan dengan pilar-pilar bata penopang serangkaian pilar serta balok kayu diatasnya. Pada serangkaian itu diketahui dengan skema dhingklik yang menyokong pilar – pilar kayu yang kecil diatas hingga membentu bangunan tersebut. Dari tahun ke tahun pendirian Masjid Agung Jawa Tengah ini , membuatnya menjadi masjid pertama di Jawa yang bercitra tradisionil , akan tetapi memakai skema konstruksi moderen . Karya demikian diketahui dengan sebutan arsitektur masjid moderen tradisionalistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949 Latar belakang terjadinya kemerdekaan  Sejarah Indonesia - Sama dengan ...