Jumat, 14 September 2018

Sejarah Hari Ibu di Indonesia dan di Dunia

Sejarah Indonesia - Bicara tentang perayaan Hari Ibu yang diperingati tiap-tiap tahun, adalah event yang sayang untuk ditinggalkan oleh sejumlah besar orang. Kondisi ini nampaknya menelisik perasaan ingin tahu kita bersama dengan untuk tahu asal muasal dirayakannya event kebesaran buat seseorang ibu pada terutamanya, serta wanita biasanya. Tersebut penjelasan tentang histori timbulnya hari Ibu di Indonesia. Baca ya!

Pemahaman Hari Ibu 

Hari Ibu ialah satu perayaan spesial yang diputuskan menjadi perayaan internasional buat sejumlah besar negara dalam dunia, tidak kecuali Indonesia. Perayaan ini ditujukan untuk kembali kenang pengorbanan serta layanan seseorang ibu yang berjuang untuk keluarganya. Arti perayaan ini ialah menjadi perenungan jika figur ibu adalah peranan yang begitu penting dalam satu keluarga serta tidak dapat digantikan. Perihal ini pula yang mengilhami semangat beberapa wanita pada saat lantas untuk berjuang untuk harga diri serta martabat kaumnya.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia dan di Dunia
Perayaan Hari Ibu di Indonesia umumnya diperingati dengan beberapa acara yang menghibur serta memanjakan beberapa ibu rumah-tangga dari pekerjaannya keseharian. Utamanya di hari itu seseorang ibu akan dibebaskan dari pekerjaan domestik seperti membersihkan, memasak, dan lain-lain. Ibaratnya, seseorang ibu diperlakukan seperti ratu dalam satu hari yang harus dilayani semua keperluannya. Akan tetapi, dengan filosofi arti perayaan Hari Ibu yang sebenarnya ialah memaknai peranan golongan wanita baik menjadi seseorang ibu, seseorang istri, serta peranan lainnya yang terkait dengan sosial mereka. Oleh karenanya, tidaklah heran bila di Indonesia perayaan Hari Ibu diperingati dengan penuh suka ria tiap-tiap tahunnya. Akan tetapi menyayangi serta menolong pekerjaan seseorang ibu itu janganlah cuma sebab tengah dalam perayaan hari ibu, tetapi membantu serta sayangilah sehari-hari.

Histori Hari Ibu Di Dunia 

Menurut sejarahnya pertama kali perayaan Hari Ibu diperingati di Amerika pada tahun 1908. Pada tahun itu, Anna Jarvis, seseorang figur yang punya pengaruh kelahiran West Virginia tengah membuat peringatan atas wafatnya sang ibu terkasih. Di muka nisan sang Ibu, Anna janji untuk memberikan dianya buat kehidupan beberapa ibu dalam dunia. Beberapa pekerjaan sosial ditelateni oleh Anna untuk sampai kemauan mulianya itu. Sampai akhir hayat, dianya aktif menjadi wanita yang memperjuangkan semuanya yang diperlukan buat seseorang ibu serta wanita. Perjuangan yang dilakoninya tidak percuma, dianya diketahui jadi pelopor Hari Ibu se-dunia. Sampai pada tahun 1914 Kongres Amerika Serikat melepaskan resolusi bersama dengan, serta Presiden waktu itu Woodrow Wilson bersedia di tandatangani didirikannya hari Ibu.

Histori Hari Ibu di Indonesia 

Perayaan Hari Ibu di negara kita diperingati tiap-tiap 22 Desember pada tiap-tiap tahunnya, peringatan ini dapat diputuskan menjadi peringatan nasional semenjak tahun 1959. Untuk tanggal peringatan di tiap-tiap negara memang ada ketidaksamaan yang cukuplah berarti, sebab beberapa negara besar di Eropa serta Amerika merayakannya pada pertengahan tahun. Di Indonesia peringatan Hari Ibu menyengaja ditujukan untuk membakar semangat beberapa wanita Indonesia supaya mengerti pentingnya nasionalisme. Histori peringatan hari Ibu di Indonesia diawali waktu Sumpah Pemuda yang menggelitik golongan wanita waktu itu untuk mewadahkan perkumpulan mereka dengan mandiri, sebab saat itu perkumpulan wanita masih tetap sisi dari organisasi pemuda. Tersebut keterangan dibentuknya Hari Ibu menjadi perayaan nasional di Indonesia.


  • Kongres Wanita I, pertama kali diselenggarakan di kota pelajar Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Saat itu beberapa wanita pejuang gerakan kemerdekaan yang datang dari 12 kota di Jawa serta Sumatera. Dalam kongres ini ditetapkan jika sudah dibuat Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia atau disingkat PPPI. 
  • Tahun 1929, Organisasi Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) bertukar nama jadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia atau disingkat PPII. 
  • Kongres Wanita Indonesia II, diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1935. Saat kongres ini diselenggarakan, terbentuklah Tubuh Kongres Wanita Indonesia yang pada dasarnya mengambil keputusan peranan wanita Indonesia menjadi pihak yang berkewajiban untuk mendidik generasi baru yang sadar akan nasionalisme. 
  • Kongres Wanita Indonesia III, diselenggarakan pada tahun 1938 di kota kembang, Bandung. Dalam kongres ini disepakatilah jika pada tanggal 22 Desember aalah diperingati menjadi Hari Ibu di negara Indonesia. 
  • Penentuan Hari Ibu tanggal 22 Desember pada Kongres Wanita Indonesia III itu pada akhirnya diperkokoh dengan pengakuan Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, dengan mengukuhkan dalam Ketetapan Presiden no 316 tahun 1959, jika Hari Ibu diperingati menjadi hari nasional di Indonesia pada tanggal 22 Desember tiap-tiap tahunnya. Hal itu tertuang dalam Ketetapan Presiden No. 316 tahun 1959 mengenai hari nasional yang bukan hari libur. 


Beberapa momen dari tahun ke tahun itu jadi akar dari kesatuan perjuangan wanita Indonesia. Buat bangsa Indonesia, peringatan Hari Ibu ditujukan bukan sekedar untuk menghargai pengorbanan serta layanan wanita terpenting peranannya jadi seseorang ibu, tetapi layanan golongan wanita dengan universal. Diluar itu peringatan Hari Ibu ini menandai semangat wanita Indonesia yang tidak dapat dilihat mata sebelah. Hal itu juga tergambar pada simbol spesial di Hari Ibu berbentuk setangkai bunga melati. Arti dari simbol itu diantaranya ialah seperti berikut.


  • Kemampuan serta kesucian hati seseorang ibu untuk berkorban untuk keluarganya 
  • Kasih sayang yang mutlak tiada pamrih dari seseorang ibu pada anaknya 
  • Kesadaran akan kodratnya menjadi wanita yang perlu mengabdi pada keluarga, bangsa, serta negara. 

Sebetulnya bila disaksikan dari histori waktu lantas, perjuangan golongan wanita di Indonesia telah terlebih dulu dipelopori oleh pahlawan wanita era 19. Pahlawan wanita Indonesia seperti Cut Nyak Dien, R.A Kartini, M. Cristina Tiahahu, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Cut Meutia, serta ada banyak yang lain telah berjuang memerdekakan kaum hawa dari penindasan baik di ranah pendidikan serta beberapa bagian yang lain. Menjadi, sudah lama, feminis Indonesia ini menjadikan satu hati untuk berbarengan menjunjung tinggi harkat serta martabat golongan wanita di mata dunia. Perihal ini pula yang memelopori feminis pada saat Sumpah Pemuda untuk makin memberikan eksistensinya. Mereka mulai mengerjakan wawasan mengenai pelibatan wanita di dalam gerakan perjuangan kemerdekaan, mengikutkan golongan wanita dalam perkembangan bagian pembangunan, perbaikan gizi, kesehatan buat ibu serta anak, dan beberapa segi lainnya yang terkait dengan kesejahteraan wanita.

Keterangan itu memvisualisasikan terbentuknya Hari Ibu menjadi peringatan nasional memerlukan perjuangan yang tidak gampang waktu itu. Kaum hawa pada masa itu memperjuangkan beberapa perihal yang terkait dengan kesejahteraan wanita baik menjadi seseorang ibu ataupun seseorang istri. Demikian artikel informatif tentang histori Hari Ibu di Indonesia. Mudah-mudahan berguna buat anda serta makin menghormati layanan seseorang ibu serta wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949 Latar belakang terjadinya kemerdekaan  Sejarah Indonesia - Sama dengan ...