Rabu, 19 September 2018

Peristiwa G30S/PKI 1965

Sejarah Indonesia - Momen G30S/PKI atau selengkapnya kita kenal dengan Momen Pergerakan 30 September atau disingkat Gestapu (Pergerakan September Tiga Puluh) atau Gestok (Pergerakan Satu Oktober) ialah momen histori yang berlangsung di Indonesia saat malam hari tanggal 30 September – 1 Oktober 1965 di mana tujuh beberapa perwira tinggi militer Indonesia serta sebagian orang yang lain dibunuh karna dinilai tengah lakukan satu usaha eksperimen kudeta.
Peristiwa G30S/PKI 1965
Eksperimen kudeta itu sukses di gagalkan serta menyebar rumor yang mengatakan jika PKI bertanggungjawab di balik momen pada 30 September yang sudah menelan banyak nyawa. Sampai sekarang ini kebenaran apa PKI ikut serta ataukah tidak pada 30 September 1965 masih tetap jadi bahan perbincangan.

Sebelum momen G30S/PKI, terdaftar jika Partai Komunis Indonesia atau PKI ialah Partai Komunis yang terbesar di semua dunia pada tahun 1965, tiada mengkalkulasi partai komunis di Tiongkok serta Uni Soviet. Anggota PKI sejumlah sampai 3,5 juta jiwa, ini juga belumlah termasuk juga dengan 3 juta jiwa kader PKI yang berjalan di pergerakkan pemuda.

Diluar itu PKI juga mengamati serta mengatur beberapa pegerakkan serta organisasi:


  • Gerakan Serikat Buruh – 3,5 juta jiwa 
  • Barisan Tani Indonesia – 9 juta jiwa 
  • Gerwani (Pergerakan Wanita Indonesia) 
  • Organisasi Penulis serta Artis 
  • Gerakan sarjana 


Diauditkan jika PKI waktu itu memiliki lebih dari 20 juta jiwa anggota serta simpatisan. Tidak hanya mempunyai banyak anggota serta simpatisan, PKI juga adalah partai komunis yang sangat dekat serta mendapatkan dukungan penuh dari Presdien Pertama RI, yakni Sukarno. PKI benar-penar mempunyai kemampuan penuh, saat itu seperti bunuh diri bila ingin membubarkan PKI.

Terjadinya Momen 30 September-1 Oktober
Momen 30 September-1 Oktober 1965 pada pagi hari ini telah membunuh enam perwira tinggi Angkatan Darat serta sebagian orang yang lain dengan dakwaan karna lakukan usaha kudeta yang disalahkan pada beberapa Cakrabirawa (pengawal istana) yang dipandang sangat dekat pada PKI, yang waktu itu di pimpin oleh Letkol Untung.

Rumor dewan jenderal 


Sebelum berlangsung pergerakan 30 september itu, telah tersebar rumor karenanya ada Dewan Jenderal yang mengatakan jika beberapa pejabat Angkatan Darat ingin mengkudeta kekuasaan Presiden Sukarno. Menyikapi rumor yang berdar, Presiden Sukarno disebut-sebut memerintah pasukan pengawal istara untuk tangkap pejabat Angkatan Darat untuk di adili. Akan tetapi sayangnya, sebelum operasi penangkapan itu berlangsung telah ada oknum-oknum yang lebih dulu membunuh mereka di lubang buaya.

Rumor dokumen gilchrist 


Rumor dokumen Gilchris, yang diambil dari nama dubes Inggris yakni Andres Gilchrist telah tersebar hampir bertepatan dengan rumor Dewan Jenderal. Beberapa pihak mengatakan jika dokumen ini telah di palsukan oleh intelejen Ceko, dibawah pengawasan dari Jenderal Agayant dari KGB Rusia.

Dokumen ini mengatakan jika perwira-perwira Angkatan Darat sudah dibeli oleh pihak Barat. Diluar itu Amerika Serika juga dituduh telah memprovokasi militer Indonesia sebab memberika daftar beberapa nama anggota PKI untuk di bunuh. Dinas intelejen Amerika Serikat memperoleh data-data terlibat PKI pada momen 30 September dari beberapa sumber, diantaranya dari buku yang ditulis John Hughes, yang berjudul Indonesian Upheaval.

Rumor keterlibatan Soeharto 


Sampai sekarang ini belumlah ada bukti yang kuat mengenai peranan aktif Soeharno dalam tindakan penculikan beberapa perwira-periwa tinggi Angkatan Darat. Hanya satu bukti jika telah ada kerjasama saat pertemuan Soeharto, yang sekarang ini menjabat menjadi Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Pangkostrad) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat.

Tersebar rumor jika sebetulnya Soeharto sudah tahu mengenai pergerakan yang akan di kerjakan pada pagi hari 30 September, akan tetapi beliau mendiamkannya untuk mencapai keuntungan sendiri. Dapat dibuktikan sesudah momen 30 September itu, jurnal internasional membuka keterlibatan Soeharto serta CIA, beberapa jurna salah satunya ialah Cornell Paper, karya Benedict R.O’G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell University), Ralph McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA), Government Printing Office of the US (Department of State, INR/IL Historical Files, Indonesia, 1963-1965. Secret; Priority; Roger Channel; Special Handling), John Roosa (Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto’s Coup d’État in Indonesia), Prof. Dr. W.F. Wertheim (Serpihan Histori Thn 1965 yang Terlupakan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949

Kembalinya Belanda Bersama Dengan Sekutu Tahun 1945 - 1949 Latar belakang terjadinya kemerdekaan  Sejarah Indonesia - Sama dengan ...